Banda Aceh – Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah XIII menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) bagi Program Studi Kesehatan di Hermes Palace Hotel Banda Aceh sebagai bagian dari strategi peningkatan mutu dan daya saing pendidikan tinggi di Aceh. Kegiatan ini diikuti oleh 71 Prodi dari 31 program studi kesehatan, dengan tujuan utama mendukung terwujudnya program studi unggul melalui penguatan kerja sama, yang merupakan salah satu indikator penting dalam pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU). Dr. Puji Astuti, Ketua Tim Sistem Informasi, Publikasi, dan Kerja Sama LLDIKTI Wilayah XIII, menegaskan bahwa sinergi antarlembaga dan pelaporan kerja sama yang baik sangat berpengaruh terhadap peningkatan akreditasi program studi.
Kepala LLDIKTI Wilayah XIII, Dr. Ir. Rizal Munadi, M.M., M.T., dalam sambutannya menargetkan 14 program studi di Aceh dapat meraih predikat unggul pada tahun 2025. Ia mendorong perguruan tinggi swasta dan negeri, termasuk Universitas Syiah Kuala (USK), untuk berkolaborasi dalam mewujudkan target tersebut. Dalam sesi pemaparan materi, Ns. Edy Mulyadi, M.Kep., RN., WOC(ET)N., mengangkat isu tantangan layanan kesehatan di era 5.0, terutama kebutuhan peningkatan kapasitas SDM keperawatan serta ketersediaan alat kesehatan modern. Sementara itu, dr. Fardhiyani, Kepala UPTD Balai Laboratorium Kesehatan dan Pengujian Alat Kesehatan, menjelaskan kesiapan lembaganya sebagai pusat diagnostik berstandar nasional yang membuka peluang kerja sama dalam praktik dan penelitian mahasiswa. Plt. Kepala Dinas Sosial Kota Banda Aceh, Safwan, S.Sos., turut menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam penyelenggaraan layanan sosial berbasis pemberdayaan dan rehabilitasi.

Sebagai narasumber keempat, Firman Hidayat, S.S., M.Si., Kepala Bagian Evaluasi dan Kerja Sama Sekretariat Jenderal Biro Perencanaan dan Kerja Sama Kemdikbudristek, menyampaikan pentingnya pengelolaan dan pelaporan kerja sama pendidikan tinggi secara terstruktur melalui sistem nasional. Ia menekankan bahwa integrasi pelaporan melalui platform laporankerma.kemdikbud.go.id sangat krusial untuk mendukung pencapaian IKU dan peningkatan akreditasi institusi. Dalam sesi evaluasi akhir, Dr. Puji Astuti menyoroti bahwa pelaporan kerja sama oleh sejumlah PTS masih lemah. Meskipun terjadi peningkatan jumlah laporan dari tahun 2021 hingga 2024, masih banyak kerja sama yang belum diinput ke dalam sistem resmi, sehingga tidak tercatat dalam dashboard IKU-PT. Ia mendorong terbangunnya budaya pelaporan yang kuat dan konsisten di lingkungan PTS.

Foto : Ketua Prodi S1 Farmasi, Ketua Prodi S1 Psikologi, Ketua Prodi S1 Kesehatan Masyarakat, Ketua Prodi D III Kebidanan, Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan dan Direktur Direktorat Kerjasama, Kampus Merdeka, Kemahasiswaan dan Alumni.
Sebagai bentuk nyata implementasi kerja sama, LLDIKTI Wilayah XIII juga memfasilitasi penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Universitas Ubudiyah Indonesia dan mitra eksternal. Mirta eksternal adalah Balai Asuhan Keperawatan Edwcare, UPTD Balai Laboratorium Kesehatan dan Pengujian Alat Kesehatan, Dinas Sosial Kota Banda Aceh. Fasilitasi ini merupakan langkah konkret dalam mendorong kolaborasi berkelanjutan yang berdampak langsung pada peningkatan kualitas pendidikan tinggi.
Kegiatan FGD ditutup oleh Kepala Bagian Umum LLDIKTI Wilayah XIII yang menegaskan pentingnya menjaga keberlanjutan dari setiap MoU yang telah ditandatangani. Ia berharap bahwa kerja sama yang terjalin tidak hanya berhenti pada tahap administratif, melainkan berkembang menjadi kemitraan aktif dan berkelanjutan dalam mendukung terwujudnya program studi unggul di seluruh Aceh.